MAKALAH Sosio Antro Pendidikan “Membangun Budaya Sekolah dan Mayarakat”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Budaya merupakan pandangan hidup yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat yang mencakup cara berfikir, perilaku, sikap, nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun abstrak (Zamroni, 2000). Budaya dapat dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh karena itu suatu budaya secara alamiah akan diwariskan oleh suatu generasi ke generasi berikutnya. Untuk membangun sebuah paradigma budaya suatu organisasi atau kelompok, unsur utama yang sangat menentukan adalah unsur manusia sebagai pelaku budaya itu sendiri. Dengan demikian pembangunan budaya manusia itu adalah hal pertama yang harus didahulukan. Pembangunan budaya tersebut dapat didahului dengan cara menciptakan integritas atau kesatuan pandangan. Setelah itu barulah pendekatan manajerial agar pembangunan budaya organisasi dapat dilaksanakan. Dengan memahami bahwa sekolah merupakan sebuah organisasi, maka sekolah pun memiliki budaya sekolah yang dapat diartikan sebagai nilai atau kebiasaaan yang mengikat komponen-komponen yang ada di dalam sekolah yang terjadi melalui interaksi satu sama lain dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah.

Kualitas sekolah dapat dibangun melalui dua strategi utama, yaitu strategi yang berfokus pada dimensi struktural dan dimensi kultural. Penerapan strategi struktural sudah sering dilakukan, namun hasilnya dipandang belum memuaskan. Berbagai program seperti penataan manajemen sekolah, penambahasan sarana sekolah, pelatihan guru dan kepala sekolah telah sering dilakukan, namun hasilnya tidak banyak membawa perubahan terhadap kualitas sekolah secara melejit. Berdasarkan pengalaman tersebut, maka beberapa penelitian dalam bidang pendidikan memberikan arah bahwa kultur (budaya) unit-unit pelaksana kegiatan yang ada di sekolah menjadi faktor penentu dalam meningkatkan kualitas.

Dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas sekolah misalnya, sekurangnya ada tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan, yaitu: 1) proses belajar mengajar, 2) kepemimpinan dan manajemen sekolah, dan 3) kultur sekolah (Oepdikbud, 1999:10). Dua hal yang disebut pertama sudah banyak menjadi fokus perhatian berbagai pihak yang peduli pada peningkatan kualitas pendidikan. Namun faktor yang ketiga, yaitu kultur sekolah, belum banyak diangkat sebagai salah satu faktor yang menentukan, termasuk dalam upaya pengembangan moral siswa di sekolah dan di dalam masyarakat.

Dengan demikian, jika kita ingin mencetak warga masyarakat yang berbudaya, nasionalis dan bernorma, sebagai contoh, kita harus menanam benih-benih kebudayaan dan norma itu di lembaga pendidikan sekolah. Tentu saja harus dimulai dan diawali di lembaga pertama dan utama pendidikan yang kita sebut dengan nama keluarga (family), dan kemudian dimantapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Jika ingin mencetak masyarakat yang jujur, bebas dari perilaku kolusi dan korupsi, kita juga harus membangunnya budaya jujur itu dalam ketiga jalur pendidikan tersebut, yakni pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal. Ketiga jalur pendidikan itu merupakan satu kesatuan sinergis dari sistem pendidikan nasional.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Karakteristik dan perkembangan budaya dimasyarakat?
2. Apa pengertian membangun budaya dan masyarakat sekolah ?
3. Apakah manfaat adanya budaya sekolah?
4. Bagaimanakah mengembangkan budaya sekolah dan masyarakat ?

C. Tujuan

1. Mengetahui karakteristik dan perkembangan budaya di masyarakat
2. Mengetahui pengertian membangun budaya dan masyarakat sekolah
3. Memahami manfaat adanya budaya sekolah
4. Memahami cara mengembangkan budaya sekolah dan masyarakat

BAB II

PEMBAHASAN

1. Karakteristik dan Perkembangan Budaya di Masyarakat

Kebudayaan secara lebih luas merupakan salah satu karakteristik anggota masyarakat. Termasuk peralatan, pengetahuan, dan cara berpikir dan bertindak yang telah terpolakan, yang dipelajari dan disebarkan serta bukan merupakan hasil pewaris biologis. Definisi kebudayaan ini menekankan bahwa kebudayaan merupakan sebuah totalitas kompleks yang memuat tiga rangkaian gejala yang saling berhubungan, yaitu :

1. Peralatan dan teknik ringkasannya, teknologi yang telah ditemukan manusia untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2. Pola perilaku yang diikuti para individu sebagai anggota masyarakat
3. Berbagai kepercaayaan, nilai, dan aturan yang diciptakanmanusia sebagai alat untuk mendefinisikan hubungan mereka satu dengan lainya dan dengan lingkungan alamnya

Karakteristik utama kebudayaan terdiri atas empat hal, yaitu :

1. Kebudayaan mendasarkan diri pada sejumlah simbol
2. Kebudayaan itu dipelajari dan tidak bergantung pada pewarisan biologis dalam transmisinya
3. Kebudayaan adalah sistem yang dipikul bersama oleh anggota masyarakat yang dipandang lebih secara kolektif daripada secara individual.
4. Kebudayaan cenderung terintegrasi, bagian atau komponen kebudayaan cenderung menyatu sedemikian rupa secara konsisten satu dengan yang lainya.

Perkembangan budaya indonesia saat ini sudah mulai terkikis perlahan-perlahan seiring dengan perkembangan zaman yang lebih maju dan modern, saat ini banyak masyarakat secara perlahan meninggalkan budaya lokal atau tradisional dan lebih memilih budaya yang lebih modern. Ini terjadi karena adanya proses perubahan sosial seperti Akultursi dan Asimilasi. Akulturasi adalan proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan yang ada.

Asimilasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Perkembangan kebudayaan Indonesia saat ini banyak didominasi dengan budaya-budaya asing yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan kebudayaan lokal.

Berikut Faktor-faktor Pendorong Hilangnya Budaya Indonesia:

1) Masuknya Budaya Asing

Budaya asing saat ini banyak mewarnai budaya Indonesia, masuknya budaya asing dinilai sebagai salah satu penyebabnya. Contoh masuknya budaya asing terjadi pada cara Berpakaian, serta berbagai macam yang lainnya seperti tarian, makanan, adat-istiadat dan kesenian atau hiburan telah didominasi budaya asing.

2) Kurangnya Kesadaran

Bangsa Indonesia harus memiliki jati diri dengan cara mempertahankan nilai-nilai budaya, saat ini masyarakat kita tidak peduli budaya yang masuk itu dapat merusak atau tidak, namun pada kenyataannya masyarakat sekarang lebih senang menerima budaya asing dibandingkan melestarikan budaya lokal atau tradisional.

3) Kemajuan Teknologi dan Peralatan Hidup

Kemajuan teknologi juga sebagai pendorong hilangnya budaya Indonesia, contohnya adalah pada saat ini banyak seseorang yang dituntut untuk dapat bekerja secara cepat dan efisien, maka seseorang akan lebih memilih teknologi yang lebih maju untuk mendukung pekerjaannya dibandingkan dengan peralatan tradisional yang labih lambat.

Masuknya budaya asing di Indonesia juga berdampak pada masyarakat. Berikut dampaknya bagi masyarakat Indonesia:

a) Dampak Positif:

Dengan adanya Kemajuan dalam bidang teknologi dan peralatan hidup, masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya peralatan yamg mendukungnya sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi.

b) Dampak Negatif:

Dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia, serta dapat terjadi proses perubahan social didaerah yang dapat mengakibatkan permusuhan antar suku sehingga rasa persatuan dan kesatuan bangsa menjadi goyah. Apabila budaya asing masuk ke Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikannya, dipastikan lagi masyarakat Indonesia tidak akan dapat lagi melihat kebudayaan Indonesia kedepan.

Dengan demikian masyarakat Indonesia harus mulai mengembangkan budaya melalui hal-hal dasar seperti dari budaya dalam keluarga dan budaya sekolah sehingga generasi penerus dapat belajar pengembangan kebudayaan sedini mungkin untuk mengembangkan budaya di dalam masyarakat.

2. Pengertian Membangun Budaya dan Masyarakat Sekolah

Kultur dalam bahasa Indonesia, memiliki makna yang sama dengan kebudayaan. Kebudayaan yaitu segala daya upaya serta tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam. Jadi, Membangun kultur adalah segala daya atau usaha untuk membangun budi dan akal manusia untuk menghasilkan suatu karya.

Sekolah bisa diartikan beberapa pengertian:

• Pendidikan
• Gedung Sekolah - tempat belajar secara formal.
• Sekolah (institusi) - tempat pendidikan diberikan..

Masyarakat sekolah yaitu Unsur-unsur yang melaksanakan proses persekolahan, tanpa adanya unsur ini maka dipastikan kegiatan persekolahan akan terganggu. Yang kemudian berkembang dengan sebutan stakeholder yang berisi antara lain : guru, kepala sekolah, siswa, orang tua siswa dan pemerintah.

 Membangun Kultur

Pada dasarnya kualitas sebuah lembaga pendidikan bisa dilihat dari sejauh mana keberhasilannya dalam meningkatkan kualitas mulai dari kultur organisasi atau institusi. Khusus dalam lembaga pendidikan formal seperti sekolah kultur yang dibangun adalah nilai-nilai atau norma-norma yang dianut dari generasi ke generasi.

Peran kultur di sekolah akan sangat mempengaruhi perubahan sikap maupun perilaku dari warga sekolah. Kultur sekolah yang positif akan menciptakan suasana kondusif bagi tercapainya visi dan misi sekolah, demikian sebaliknya kultur yang negatif akan membuat pencapaian visi dan misi sekolah mengalami banyak kendala. Kultur sekolah yang baik misalnya kemauan menghargai hasil karya orang lain, kesungguhan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, motivasi untuk terus berprestasi, komitmen serta dedikasi kepada tanggungjawab. Sedangkan kultur yang negatif misalnya kurang menghargai hasil karya orang lain, kurang menghargai perbedaan, minimnya komitmen, dan tiadanya motivasi berprestasi pada warga sekolah. Berkaitan dengan peningkatan sumber daya manusia, juga perlu diciptakan kultur yang baik. Pada semua tenaga pendidik dan tenaga kependidikan harus ada komunikasi dan kolaborasi yang apik sehingga mendukung sebuah lembaga untuk terus berinovasi, untuk terus melakukan perubahan yang positif, atau Tajdid dalam bahasa persyarikatan kita. Tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kultur yang baik akan meciptakan suasana pembelajaran kepada peserta didik yang juga menyenangkan, dilakukan dengan kesungguhan dan sepenuh hati.

Untuk siswa perlu ditingkatkan motivasi belajar dan pentingnya kedisiplinan, kejujuran dan motivasi berprestasi sehingga kompetisi antar siswa akan tercipta. Contoh kultur negatif yang masih sering dilakukan siswa antara lain masih kurang diperhatikannya persoalan kedisiplinan, ini terbukti dari angka keterlambatan yang cukup tinggi. Budaya inovasi juga perlu ditingkatkan dalam semua elemen dan warga sekolah. Misalnya saja guru harus membudayakan untuk terus berinovasi dalam pembuatan media pembelajaran. Metode pembelajaran yang konvensional harus diganti dengan metode baru yang kontemporer dan profesional tanpa meninggalkan penekanan kepada makna dan kearifan lokal.

Setiap perubahan budaya menuju perbaikan jelas akan menemui tantangan, terutama oleh mereka yang merasa sudah mapan, status quo yang yang sudah terlanjur nyaman dengan kemapanan. Kelompok pembaharu umumnya akan ditentang, memang karena perubahan itu akan terkesan menakutkan bagi sebagian orang. Dalam manajemen organisasi ini sesuatu yang wajar namun tetap perlu dikendalikan.

Solusinya, harus ada kemauan untuk membangun budaya yang kondusif bagi pembelajaran itu dari semua pihak. Lembaga sekolah harus melakukan berbagai pendekatan agar terjadi komunikasi yang baik antara sekolah dengan warga sekolah. Pendekatan yang dilakukan bisa massal maupun personal. Namun agaknya kecenderungan yang lebih efektif adalah pendekatan personal. Dalam pendekatan itu sekolah wajib menyadarkan warga sekolah akan kebutuhan terhadap perubahan itu sendiri, dilakukan sosialisasi, pelatihan dan sebagainya. Disamping juga peraturan yang sudah dibuat melalui konsensus itu mesti ditegakkan.

Bagi guru, agar mudah menerima perubahan maka mesti memperluas wawasan, sharing perkembangan yang sudah terjadi di luar sana sehingga bisa berpikir lebih akomodatif terhadap perubahan positif kebudayaan. Dan yang tidak kalah penting, kepada siswa perlu dilakukan sosialisasi mengenai tantangan dunia ke depan sehingga mereka termotivasi untuk menyiapkan diri menghadapi tantangan zaman.

Terhadap kultur yang dibawa oleh kecanggihan teknologi memang tidak semuanya baik. Kita perlu menyaring, memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik. Tidak semuanya konsekuensi teknologi itu kita biarkan, diperlukan adaptasi, bukan adopsi. Namun adanya sisi negatif itu bukan berarti kita harus menutup diri dari teknologi, kalau kita antipati maka kita pasti semakin tertinggal.

 Membangun Masyarakat Belajar

Lembaga pendidikan yang akan kita bangun, amat tergantung pada banyak faktor, mulai kondisi SDM-nya seperti kepala sekolah sampai dengan tenaga pendidik dan tenaga administrasinya sampai dengan peserta didiknya. Masyarakat sekolah juga amat dipengaruhi oleh sistem manajemen dan organisasinya, serta fasilitas sekolah yang mendudungnya. Suatu lembaga pendidikan berasrama milik militer atau kepolisian akan terlihat mulai dari adanya sistem penjagaan yang ketat. Begitu masuk pintu gerbang lembaga itu suasana itu sudah mulai terasa. Dua penjaga bersenjata lengkap berdiri di depan pos jaga yang siap akan menanyakan kepada semua tamu yang datang. Penjaga itu bisa saja siswa piket atau petugas outsourcing yang ditugasi untuk itu. Itulah budaya kasat mata yang dapat segera kita lihat.

Sekolah dapat berpengaruh terhadap semua aspek kehidupan di dalam sekolah, termasuk kepada pendidik dan peserta dididk. Budaya sekolah berpengaruh terhadap bagaimana pendidik berhubungan dan bekerja sama dengan semua warga sekolah, dengan sesama pendidik, peserta didik, orangtua peserta didik, pegawai tata usaha sekolah, dan juga kepada masyarakat. Nilai-nilai sosial budaya sangat berpengaruh terhadap bagaimana sekolah menghadapi masalah sekolah, dan sekaligus memecahkan masalahnya, termasuk masalah hasil belajar peserta didik.

Nilai-nilai sosial budaya sekolah tentu saja dapat dibangun, diubah sesuai dengan budaya baru yang tumbuh dalam masyarakat. Ketika masyarakat masih memiliki paradigma lama dengan menyerahkan sepenuhnya urusan pendidikan anaknya kepada sekolah, maka lahirlah satu bentuk hubungan sekolah dengan orangtua siswa dan masyarakat yang sangat birokratis. Orangtua dan masyarakat berada di bawah perintah kepala sekolah.

3. Karakteristik dan Manfaat Budaya Sekolah

 Karakteristik Budaya Sekolah

Kehidupan selalu berubah, dalam pertumbuhan dan perkembangan anak mengalami perubahan.Perubahan-perubahan itu dapat terjadi karena pengaruh lingkungan dan pendidikan.Pengaruh lingkungan yang kuat adalah di sekolah karena besar waktunya di sekolah.Sekolah memegang peranan penting dan strategis dalam mengubah, memodifikasi, dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang berhubungan dengan kebutuhan anak untuk hidup di masyarakat sesuai dengan tuntutan jamannya. Studi terhadap sekolah-sekolah yang berhasil atau efektif dapat diperoleh gambaran bahwa mereka mempunyai lima karakteristik umum seperti yang diungkapkan oleh Steven dan Keyle (editor) (1985) sebagai berikut :

a. Sekolah memiliki budaya sekolah yang kondusif
b. Adanya harapan antara para guru bahwa semua siswa dapat sukses
c. Menekankan pengajaran pada penguasaan ketrampilan
d. Sistem tujuan pengajaran yang jelas bagi pelaksanaan monitoring dan penilaian keberhasilan kelas
e. Prinsip-prinsip sekolah yang kuat sehingga dapat memelihara kedisiplinan siswa

Penciptaan budaya sekolah dapat dilakukan melalui :

a. Pemahaman tentang budaya sekolah
b. Pembiasaan pelaksanaan budaya sekolah
c. Reward and punishment

Menurut Robbins (1994) karakteristik umum budaya sekolah adalah sebagai berikut:

a. inisiatif individual
b. toleransi terhadap tindakan beresiko
c. arah
d. integrasi
e. dukungan dari manajemen
f. Kontrol
g. Identitas
h. sistem imbalan
i. toleransi terhadap konflik dan
j. pola-pola komunikasi.

 Manfaat Budaya Sekolah

Menurut definisi budaya sekolah Sehingga dapat disimpulan Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau falsafah yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah. Dalam perjalananya budaya sekolah ini mampu memberikan manfaat bagi sekolah itu sendiri termasuk warga sekolah serta penilaian masyarakat terhadap sekolah tersebut, adapun manfaat budaya sekolah adalah :

1) Menjamin kualitas kerja yang lebih baik.

Jika dalam sebuah pekerjaan memiliki budaya yang dapat dipertanggungjawabkan maka akan secara tidak langsung akan membentuk budaya kerja yang lebih baik.

2) Membuka seluruh jaringan komunikasi dari segala jenis dan level baik komunikasi vertikal maupun horisontal.

Dengan budaya ynag baik termasuk budaya berkomunikasi maka akan timbul dalam kehidupan sebuah kemudahan melakukan komunikasi baik dengan sesama ataupun dengan atasan kita.

3) Lebih terbuka dan transparan.

Membentuk sebuah budaya yang mampu melatih kejujuran itu sangatlah hebat jika semuanaya mampu berjalan dengan seimbang.

4) Menciptakan kebersamaan dan rasa saling memiliki yang tinggi.

Dengan budaya yang dianut bersama maka akan tercipta rasa meiliki dan saling menjaga.

5) Meningkatkan solidaritas dan rasa kekeluargaan.

Dengan budaya maka solidaritas dan rasa kekeluargaan antar masyarakat akan semakin terasa adanya.

6) Jika menemukan kesalahan akan segera dapat diperbaiki.

Dapat mengoreksi sendiri kesalahan akan menjadi lebih baik lagi

7) Dapat beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan IPTEK.

Jika dapat kita lihat berapa pentingnya budaya sekolah ini maka sangat penting bagi kita untuk mengembangkan budaya sekolah ini dengan langkah awal untung mengembangkan kebudayaan sekolah dan masyarakat agar kebudayaan yang berada di negeri kita tidak hilang dan terkikis akan moderenisasi yang sedang berkembang di negara kita .

4. Cara Mengembangkan Budaya sekolah dan Masyarakat

Pendekatan budaya untuk mengembangkan atau meningkatkan kinerja sekolah dan masyarakat akan lebih efektif jika dibandingkan dengan pendekatan struktural (Sastrapratedja Dinamika Pendidikan, 2001:1). Pendekatan budaya dengan pusat perhatian pada budaya keunggulan (culture of excellence) menekankan pengubahan pada pikiran, kata-kata, sikap, perbuatan, dan hati setiap warga sekolah dan masyarakat.

Pendekatan budaya dalam rangka pengembangan budaya sekolah dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan atau orientasi :

1) Pembentukan tim kerja dari berbagai unsur dan jenjang untuk saling berdialog dan bernegosiasi. Tim ini terdiri dari pimpinan sekolah, guru, konselor, karyawan administrasi.

2) Berorientasi pada pengembangan visi. Pendekatan visioner menekankan pandangan kolektif mengenai yang ideal.

3) Hubungan kolegial. Melalui kolegialitas tim, akan muncul bagaimana sikap saling menghargai dan memperkuat identitas kelompok, bersama-sama dan saling mendukung.

4) Kepercayaan dan dukungan. Saling percaya (trust) dan dukungan (support) adalah esensial bagi bekerjanya organisasi. Tim dapat bekerja secara sinergis dan dinamik jika dua unsure tersebut ada.

5) Nilai dan kepentingan bersama. Tim harus dapat mendamaikan berbagai kepentingan. Menjadi tugas pimpinan untuk merekonsiliasikan kepentingan.

6) Akses pada informasi. Mereka yang bekerja dalam organisasi hanya akan dapat menggunakan kemampuannya secara efektif jika mereka dapat memperoleh akses pada informasi yang dibutuhkan.

7) Pertumbuhan sepanjang hidup. Lifelong learning dibutuhkan dalam dalam dunia yang berubah dengan pesat.

Pada sumber lain, dijelaskan pula bahwa banyak sekali nilai-nilai sosial budaya yang harus dibangun di sekolah, karena sekolah adalah ibarat taman yang subur tempat menanam benih-benih nilai-nilai sosial budaya tersebut. Contoh nilai-nilai sosial budaya yang harus ditanam pada masyarakat sekolah dan masyarakat sosial agar kebudayaan akan selalu berkembang yaitu meliputi :

1) Kebiasaan menjaga kebersihan dan ketentraman
2) Etika.

Adalah tata aturan untuk bisa hidup bersama dengan orang lain. Kita hidup tidak sendirian, dilahirkan oleh dan dari orang lain dan kemudian hidup bersama dengan orang lain. Oleh karena itu, kita harus hidup beretika, menghormati diri sendiri dan orang lain.

3) Kejujuran.

Semua masyarakat sekolah maupun masyarakat sosial harus dilatih berbuat jujur, mulai jujur kepada dirinya sendiri, jujur kepada Tuhan, jujur kepada orang lain.

4) Kasih sayang.

Mengutip pandangan guru besar IKIP Surabaya, yang menyatakan bahwa ada tiga landasan pendidikan yang harus dibangun, yaitu (1) kasih sayang, (2) kepercayaan, dan (3) kewibawaan. Menurut beliau, kasih sayang telah melahirkan kepercayaan dan kepercayaan akan menghasilkan kewibawaan.

5) Mencintai belajar kebudayaan.

Dari sini lahirlah pendapat bahwa belajar konsep kebudayaan jauh lebih penting daripada menghafalkan fakta dan data.

6) Bertanggung jawab.

Sering kali kita menuntut hak ketimbang tanggung jawab. Itulah sebabnya maka kita harus memupuk rasa tanggung jawab ini sejak dini ini di lembaga pendidikan sekolah, keluarga bahkan msyarakat umum.

7) Menghormati hukum dan peraturan.

Sering kita menghormati hukum dan peraturan karena takut kepada para penegak hukum. Kita mematuhi hukum dan perundang-undangan karena takut terhadap ancaman hukuman. Seharusnya, kita mengormati hukum dan peraturan atas dasar kesadaran bahwa hukup dan peraturan itu adalah kita buat untuk kebaikan hidup kita.

8) Menghormati hak orang lain.

Kita masih sering membeda-bedakan orang lain karena berbagai kepentingan. Kita tidak menghargai bahwa sebagian dari apa yang kita peroleh adalah hak orang lain. Kita masih lebih sering mementingkan diri sendiri ketimbang memberikan penghargaan kepada orang lain. Penghargaan kepada orang lain tidak boleh melihat perbedaan status sosial, ekonomi, agama, dan budaya.

9) Suka bekerja keras.

Ngobrol dan duduk-duduk santai adalah kebiasaan lama buruk kita. Untuk ini, suka bekerja harus menjadi bagian dari pendidikan anak-anak kita di sekolah dan di rumah.

10) Tepat waktu.

Mulai menanam benih-benih menghargai waktu di ladang sekolah. Sudah barang tentu masih banyak lagi nilai-nilai sosial budaya yang harus kita tanam melalui ladang lembaga pendidikan sekolah. Nilai-nilai sosial budaya tersebut harus dapat kita tanam dan terus kita pupuk melalui proses pendidikan dan pembudayaan di rumah, sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat.

11) Menerapkan nilai sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Menerapkan nilai sosial budaya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kebudayaan kita tidak mudah terkikis oleh kebudayaan dari negara lain .

Dari uraian makalah diatas merupakan konsep dasar kebudayan sekolah dan masyarakat yang harus kita semua sebagai warga negara Indonesia kembangkan, agar kebudayaan kita akan abadi dan dapat dirasakan oleh anak cucu kita kelak , kita sebagai penerus bangsa seharusnya bangga akan beraneka ragamnya kebudayaan yang ada di negara kita , dan memang sudah kewajiban kita sebagai penerus bangsalah yang harus mengembangkan dan menjaga kebudayaan kita sehingga dapat dikenal oleh masyarakat dunia.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Budaya dapat dilihat sebagai suatu perilaku, nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungan, dan sekaligus cara untuk memandang persoalan dan memecahkannya. Oleh karena itu suatu budaya secara alamiah akan diwariskan oleh suatu generasi ke generasi berikutnya. Untuk membangun sebuah paradigma budaya suatu organisasi atau kelompok, unsur utama yang sangat menentukan adalah unsur manusia sebagai pelaku budaya itu sendiri. Dengan demikian mulai dari hal terkecil seperti keluarga dan sekolah merupakan cara awal dalam mengembangkan kebudayaan . Sekolah memegang peranan penting dan strategis dalam mengubah, memodifikasi, dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan keterampilan yang berhubungan dengan kebutuhan anak untuk hidup di masyarakat sesuai dengan tuntutan jamannya sehingga nilai-nilai sosial budaya yang harus ditanam pada masyarakat sekolah dan masyarakat sosial harus mulai dikembangkan dan dijaga sedini mungkin agar kebudayaan kita tidak terkikis oleh jaman yang semakin maju.

Daftar Pustaka

-, 2010 . Membangun Kultum Sekolah. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/ Membangun Kultum Sekolah

Kikyono.2010.Budaya Sekolah. http://education-mantap.blogspot.com/

Mubarok,Achmad. 2011.Membangun Masyarakat Berkarakter. http://tuanx.blogspot.co.id

Suparlan. 2013.MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH. Depok. http://suparlan.com

-.2014.Membangun Masyarakat Madani. Kabupaten Katingan. http://pnpm-katingan.blogspot.co.id

Mahmud, Suntana.2012.ANTROPOLOGI PENDIDIKAN.Bandung.CV.Pustaka Setia

Manan, Imran.1989. ANTHROPOLOGI PENDIDIKAN Suatu Pengantar. Jakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Belum ada Komentar untuk "MAKALAH Sosio Antro Pendidikan “Membangun Budaya Sekolah dan Mayarakat”"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel