Manajemen Abad 21

PEMBAHASAN

A. Ciri – ciri manajemen Abad 21

Menurut Indrajit & Djokopranoto (2006: 30-31) ciri – ciri manajemen Abad 21 adalah sebagai berikut :

1. Manajemen harus berhubungan dengan kompetisi global, bukan lagi lokal dan regional.

2. Manajemen harus menyadari bahwa internasionalisasi sudah terdesak oleh globalisasi

3. Manajemen dewasa ini lebih berbasis teknologi, terlebih lagi teknologi informasi.

4. Karyawan lebih merupakan mitra daripada bawahan.

5. Para manajer harus mengelola perubahan.

6. Kewiraswastaan dewasa ini tetap mendorong kemajuan ekonomi.

7. Kerjasama tetap merupakan suatu kebutuhan dan keharusan.

8. Keragaman harus dikelola.

9. Para manajer harus mengubah budaya organisasi.


A. Konsep Balanced scorecard

Balanced scorecard adalah alat manajemen (management tool) yang menerjemahkan visi, misi dan strategi organisasi ke dalam satu set pengukuran kinerja komprehensif untuk menghasilkan kerangka pengukuran kinerja organisasi melalui beberapa perspektif: finansial, customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Evaluasi dan pengukuran kinerja yang biasanya dilakukan dalam pengendalian manajemen harus dilakukan secara berimbang (balanced) untuk keempat perspektif tersebut.

Konsep Balanced scorecard tidak hanya digunakan untuk sistem ukuran kerja, tetapi juga digunakan sebagai suatu sistem manajemen. Alasannya adalah pengembangan sistem pengukuran sekaligus dapat digunakan sebagai sarana yang pada hakekatnya menyangkut sistem manajemen, khususnya manajemen strategis. Sarana-saran dimaksud dapat dikelompokkan menjadi empat hal pokok, yaitu:

(1) menjelaskan dan menerjemahkan visi dan strategi;
(2) mengomunikasikan dan menghubungkan tujuan strategi dan ukuran;
(3) merencanakan, menetapkan target, dan menyelaraskan inisiatif strategi;
(4) melancarkan umpan balik dan penyempurnaan strategi
(Indrajit & Djokopranoto,2006: 118).

Dari tiap-tiap perspektif, harus ditunjukkan tujuan (objectives), ukuran-ukuran (measures) kinerja yang dipergunakan, target yang akan dicapai, dan inisiatif stratejik yang harus dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan sekaligus untuk mencapai misi organisasi. Kemampuan organisasi untuk dapat menerjemahkan visi dan misi organisasi ke dalam tindakan nyata yang terukur sangat menentukan keberhasilan implementasi strategi tersebut.

Visi organisasi yang menggambarkan pandangan jauh ke depan mengenai “apa yang akan terjadi di masa depan dan kemana organisasi akan dibawa” akan sangat menentukan rumusan misi organisasi. Selanjutnya, rumusan misi akan dipergunakan sebagai dasar utama dalam penyusunan dan implementasi setiap program/tindakan/kegiatan. Hal ini dapat dilakukan bila terjadi proses sharing dan internalisasi visi dan misi tersebut ke dalam diri setiap individu anggota organisasi. Kondisi ini mengakibatkan semua anggota organisasi yang terlibat dalam implementasi program/kegiatan tersebut harus memahami visi dan misi organisasi tersebut dan senantiasa memiliki pemahaman serta komitmen kuat untuk mencapai misi organisasi. Dengan demikian pelaksanaan program kerja dan proyek organisasi tersebut, termasuk penganggarannya, harus senantiasa didorong oleh keinginan untuk mencapai misi organisasi.

Pengendalian keuangan dengan menerapkan value for money audit sangat diperlukan untuk menjamin efisiensi dan efektivitas penggunaan dana masyarakat. Pelanggan dalam sektor publik adalah masyarakat secara luas, yang membutuhkan barang dan jasa (termasuk infrastruktur dan fasilitas publik) yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Indikator-indikator yang dipergunakan untuk mengukur upaya peningkatan kesejahteraan adalah menurunnya tingkat kemiskinan, menurunnya angka kematian sebagai hasil dari peningkatan layanan kesehatan, meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat, dan lain-lain. Loyalitas dan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi pemerintah merupakan tema stratejik yang harus menjadi pedoman dalam setiap perumusan kebijakan. Hal ini akan tercapai apabila terdapat dua hal, yaitu:

(1) pembangunan dilakukan betul-betul untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat,
(2) pemerintah melaporkan hasil-hasil pembangunan berikut pengelolaan keuangannya secara akuntabel.
Bila ini terjadi, maka kesadaran masyarakat untuk membayar pajak akan meningkat dan kredibilitas pemerintah pun akan terpelihara.

Intisari dari perspektif proses bisnis internal adalah “inovasi”. Dalam organisasi bisnis, proses inovasi berkelanjutan (ongoing inovation) diperlukan perusahaan agar dapat memenangkan persaingan masa depan. Artinya adalah bahwa dalam setiap rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa harus senantiasa meningkatkan “nilai” bagi pengguna. Pada organisasi pemerintahan, pemikiran ini harus diterjemahkan sebagai upaya untuk melakukan peningkatan kualitas layanan secara berkelanjutan (continuous quality improvement) kepada masyarakat. Hal ini dapat diwujudkan dengan cara pemberian layanan publik yang lebih efisien, praktis dan adil.

B. Konsep dan Teori Corporate Governance

Dalam kajian ini, kita perlu mengetahui definisi Corporate Governance sebagai berikut. Clark (1983) membagi Governance dalam pendidikan menjadi:

(1) education-by-laws,
(2) rules and regulations,
(3) strategic plan,
(4)organizational design,
(5) institutional system of management,
(6) leadership, dan
(7) decision making system.

Corporate Governance is the system by which companies are directed and controlled (OECD dalam Indrajit & Djokopranoto, 2006: 251). Selain itu, Corporate governance is about promoting corporate fairness, transparency, accountability (J. Wolfensohn dalam Indrajit & Djokopranoto, 2006: 251).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Corporate Governance adalah suatu sistem manajemen yang berlandaskan tugas dan tanggung jawab, kebutuhan stakeholders, keadilan, transparansi, akuntabilitas dan pengawasan.

Prinsip-prinsip Corporate Governance menurut OECD ada lima prinsip utama dan sekaligus sebagai aspek dasar Corporate Governance, sebagai berikut ini.

1. Perlindungan hak-hak pemegang saham (the rights of shareholders).
2. Perlakuan yang sama terhadap seluruh pemegang saham (the equitable treatment of shareholders).
3. Peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan (the role of stakeholders).
4. Pengungkapan dan transparansi (disclosure and transparency).
5. Tanggung jawab Dewan Direksi (the responsibilities of the Board).

PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen Abad 21 berhubungan dengan kompetisi global, berbasis teknologi.Para manajer harus mengelola perubahan. Kewiraswastaan dewasa ini tetap mendorong kemajuan ekonomi.Para manajer harus mengubah budaya organisasi.

Balanced scorecard adalah alat manajemen (management tool) yang menerjemahkan visi, misi dan strategi organisasi ke dalam satu set pengukuran kinerja komprehensif untuk menghasilkan kerangka pengukuran kinerja organisasi melalui beberapa perspektif: finansial, customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

Corporate Governance adalah suatu sistem manajemen yang berlandaskan tugas dan tanggung jawab, kebutuhan stakeholders, keadilan, transparansi, akuntabilitas dan pengawasan.

Belum ada Komentar untuk "Manajemen Abad 21"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel