Perkembangan Sastra Pada Masa Hindu-Budha

Pada masa Hindu-Budha, rupanya ada hak-hak istimewa raja dalam pembinaan kesenian itu meskipun tidak disebut dalam prasasti-prasasti. Dari awal masa itu sampai dengan masa Majapahit awal kesusastraan yang beerbentuk kakawin yang rumit itu hanya dihasilkan oleh istana – istana raja.

Contoh kakawin masa itu yang terkenal adalah : Ramayana Arjunawiwaha Smaradahana Bharatayuddha Kresnayana Ghatotkacasraya Sutasoma Arjunawijaya, dan lain –lain. Karya – karya kakawin yang agaknya di buat di luar istana raja baru muncul pada masa Majapahit akhir, dengan contoh kakawin “Kunjarakarna”.

Keterkaitan raja dengan karya-karya sastra tersebut dapat diketahui dari ada tidaknya ungkapan penghormatan dan penghargaan kepada raja yang tertulis di dalam karya-karya itu sendiri. Peranan istana raja dalam pembinaan seni suara dan tari pun tersirat dari kutipan karya-karya sastra sejaman yang menceritakan betapa penyanyi dan penari yang baik diberi hadiah-hadiah berupa kain, cincin atau gelang oleh raja.

Keunggulan putri-putri raja, bahkan raja sendiri dalam berolah seni diceritakan dalam beberapa karya sastra masa Hindu- Budha, baik yang berupa kekawin berbahasa Jawa kuno maupun yang berupa kidung berbahasa Jawa pertengahan. Salah satu contohnya adalah Hayam Wuruk dalam Nagarakertagama.Namun juga terdapat siratan dari karya-karya sastra itu bahwa para pekerja yang mengabdi di istana raja itu bisa direkrut dari pedesaan, dan membawa serta kepercayaan-kepercayaan kerakyatannya. Misalnya kutipan kekawin Bharatayuddha (VI. 2-3) tentang wanita-wanita di dalam istana Hastina yang mencuri-curi mengambil bunga sajian bagi Ganesha, dimasukkan kedalam sanggulnya sebagai semacam azimat cinta.

Baca juga : Kerajaan - kerajaan di Indonesia

Kepercayaan mengenai daya magis dari hal-hal yang terkait dengan Ganesha lebih tepat dipaparkan dalam kitab-kitab prosa produk luar ke rotan, seperti Tantu Panggelaran dan Korawasrama yang diciptakan sekitar akhir kerajaan Majapahit. Benda-benda lambang Ganesha yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan harum tertentu, maupun dari logam dan batu, merupakan tempat mujarab untuk meminta sesuatu. Kitab-kitab untuk itu juga memaparkan kemampuan-kemampuan khas dewa Gana (Ganesha) untuk menebak dan mengutarakan kenyataan yang tersembunyi.

Penggambaran sifat yang demikian dari dewa berkepala gajah itu sangat berbeda dengan yang ada pada kekawin-kekawin produk keraton. Misalnya, kekawin Samaradahana yang memang memberikan cerita panjang lebar mengenai kelahiran dan peperangan dewa berkepala gajah itu melawan musuh-musuh dewa, menggambarkan Ganesha sebagai tokoh yang bersifat wira, gagah berani dan menggemparkan.

Seni Sastra
Kitab: Kisah, Catatan, Laporan tentang suatu peristiwa.
Kitab Mahabarata dikarang oleh Resi Wiyasa
Kitab Ramayana, dikarang oleh Mpu Walmiki
Arjuna Wiwaha, oleh Mpu Kanwa (pada zaman kerajaan Airlangga)

A. Masa Kerajaan Kediri

1. Kitab Kakawin Baratayudha: Mpu Sedah, Panuluh
2. Kitab Kakawin Hariwangsa, Gatot Kacasraya: Mpu Panuluh
3. Kitab Smaradhana: Mpu Dharmaja
4. Kitab Lubdaka, Wratasancaya: Mpu Tanakung
5. Kitab Kresnayana: Mpu Triguna

B. Masa Kerajaan Majapahit

1. Kitab negara Kertagama: Mpu Prapanca
2. Kitab Sutasoma: Mpu Tantular
3. Kitab Pararaton: Riwayat Raja-Raja Singhasari, Majapahit
4. Kitab Sundayana: Peristiwa Bubat
5. Kitab Ranggalawe, Pemberontakan Ranggalawa
6. Kitab Sorandoka: Pemberontakan Sora
7. Kitab Usana Jawa: Penakhlukan Bali oleh Gajahmada dan Arya Dama

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa karya sastra pada masa Hindu-Budha yakni mengenai dewa tersebut yang dikembangkan dikalangan keraton berbeda dengan yang diluar keraton. Dalam perjalanan waktu yang panjang di masa Hindu Budha itu, yaitu dari abad VII hingga abad XVI. Kiranya dari waktu ke waktu terdapat hubungan saling melihat antara pihak keraton dengan pihak luar keraton, untuk kemudian saling mengambil. Peranan raja sebagai pemimpin kerajaan tentunya cukup besar untuk membuahkan mutu seni dan sastra yang meningkat dan perangkat kaidah yang semakin kuat.


SUMBER http://fokus-hindu-buddha.blogspot.com/2011/11/sastra-dan-seni-rupa.html

Belum ada Komentar untuk "Perkembangan Sastra Pada Masa Hindu-Budha"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel