Coronavirus : peluang atau ancaman..

Akhir akhir ini publik dunia dihebohkan dengan adanya virus yang berbahaya yang sangat meresahkan sehingga masyarakat dunia beramai ramai untuk mengatisipasi dan mencari solusi agar tidak terjangkit virus tersebut. Sejak virus corona atau 2019-nCoV menyebar pada akhir 2019, muncul beragam informasi saah satunya bahwa coronavirus berasal dari orang yang memakan hewan liar seperti ular dan kelelawar. Akan tetapi para ahli berargumen bahwa asal muasal coronavirus lebih komplek dan mendorong penelitian yang lebih lanjut bagaimana hal itu bisa menular ke manusia, menyebar lewat apa, dan hal lain mengenai asal kejadian coronavirus berasal yang dalam konteks ini, terjadi di Kota Wuhan China. Belum ada vaksin yang dapat menjinakkan virus tersebut sehingga sebagai langkah pencegahan, kota wuhan sebagai sumber coronavirus ini mewabah telah terisolasi dari dataran Toingkok tak terkecuali dunia internasional. Akses keluar masuk kota yang tertutup. Baik itu akses darat maupun Udara. Nampaknya tidak sampai disitu, Si Corona juga berdampak terhadap penurunan krdibilitas Tiongkok, baik itu orang barang maupun semua nya hal yang berbau China. Sejak berita tentang corona tersiar, sedikit demi sedikit masyarakat dunia mulai sentimen terhadap tiongkok. Banyak warga negara asing yang dipaksa keluar dari daratan Tiongok untuk dikarantina sebagai antisipasi meluasnya dampak coronavirus. ramai ramai masyarakat dunia juga menolak turis asing asal tiongkok. Sejumlah penerbangan dari dan ke tiongkok di stop sementara. Pelabuhan Internasional juga tak luput dari pengawasan. Tidak hanya penduduknya, semua barang yang berasal dari tiongkok juga terkena imbasnya. Pemerintah telah meyetop beberapa produk impor yang berasal dari china dan menghentikan sementara ekspor ke Tiongkok. Akibat dari sentimen negatif ini, telah menyebabkan kemerosotan ekonomi china yang begitu jatam. Tercatat dana sebesar USD 445 miliar atau setara Rp6.112 triliun kabur dari pasar modal China. Indeks Shanghai turun sebesar 7,7 persen. Semntara indeks Shenzhen turun sebesar 8,4 persen. Kemerosotan ekonomi china secara tidak langsung berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Sektor perdagangan mulai terganggu. Banyak produk yang diimpor dari China mengalami pengurangan permintaan karena kekhawatiran akan tertularnya virus corona bersamaan dengan masuknya barang- barang impor dari china masuk ke wilayah Indonesia . Selain itu sektor pariwisata juga terkena dampaknya. Tiongkok yang merupakan wisatawan mancanegara terbesar kedua setelah malaysia yang juga berdampak terhadap penurunan wisatawan asal Toingkok, tentu hal ini berdampak terhadap terkikisnya devisa dari sektor pariwisata. Tentu kita semua bisa menyikapi bahwa selama ini, barang – barang impor dari China membanjiri pasar domestik, mulai dari besi, barang- barang elektronik, makanan dan minuman, ikan, dan hingga hal yang kecil semisal gunting kuku tidak asing lagi kita temukan dipasaran. Mengingat produk buatan china terbilang murah jika dibandingkan dengan barang sejenis produksi negara lain. Tentu hal ini bisa menjadi gejolak jika tingkat ketergantungan kita terhadap barang barang impor khususnya produk china. Tingkat permintaan yang tinggi namun dengan suplai barang yang terbatas akan menimbukan inflasi jika tidak ada subtitusi terhadap barang tersebut. Lain hal jika sentimen pasar Indonesia terhadap produk produk made in China terus mengalami angka yang negatif karena virus Corona maka menjadi peluang bagi produsen Indonesia untuk memanfaatkan peluang pasar guna mendapatkan maximum profit karena goncangan dari ekonomi china yang berdampak terhadap berkurangnya produk produk impor dari China yang selama ini beredar di pasar Indonesia. Disinilah peran Pemerintah terutama melalui kementrian terkait khususnya BUMN dan juga industri manufaktur maupun makanan untuk bersinergi dalam melihat peluang ini sebagai langkah untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan meningkatkan daya saing produk Indonesia, justru selama ini ketergantungan kita terhadap produk asing yang tinggi akan membuat perkiraan ekonomi Indonesia maupun pembangunan berkelanjutan tidak sesuai sasaran. Faktor faktor eksternal mendominasi pasar Indonesia akan lebih besar pengaruhnya dalam mengontrol ekonomi Indonesia. Gejolak ekonomi global unpredictable, sehingga jika konsep pembangunan ekonomi indonesia masih belum bisa berdikiri atau dalam artian dominasi asing terhadap perekonomian, sangat kecil kemungkinan tujuan pembangunan ekonomi Indonesia berkelanjutan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.

Belum ada Komentar untuk "Coronavirus : peluang atau ancaman.."

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel