PEMBAHARUAN TERHADAP MARXISME (1917 – 1968)

1. Latar Belakang

Pada kuartal pertama abad ke- 20 pemikiran Marx dimodifikasi oleh Lenin. Jika Marx meramal bahwa kapitalisme akan jatuh dan digantikan dengan sosialisme di negara kapitalis paling maju, lain halnya dengan Lenin yang justru berteori bahwa sosialisme muncul pertama kali di negara kapitalis paling lemah. Atas dasar itulah, Lenin terpacu untuk melakukan revolusi Bolshevik di Rusia pada tahun 1917.

Sementara itu, kaum revisionis pimpinan Bernstein dan Kautsky melakukan perubahan sosial bukan dengan kekerasan seperti yang diutarakan Lenin namun secara damai. Pembaharuan terhadap pemikiran Marx terus dilakukan. Pada tahun 30 an Lange dan Lerner mengembangkan teori sosialisme pasar yang berdasar pada desentralisasi manajemen industri dan penetapan harga ditetapkan secara trial and error oleh badan perencana. Teori Lange dan Lerner tersebut kemudian dikembangkan menjadi sosialisme pekerja pada tahu 50 an hingga tahun 70 an. Model ini banyak dikembangan di Yugoslavia dan Hongaria. Sementara itu di Soviet berkembang aliran ortodoks baru yang percaya bahwa kapitalisme akan hancur perlahan lahan sebagai dampak dari krisis secara umum.

Pada tahun 50 an hingga tahun 70 an di negara sosialis Eropa berkembang aliran sosialis kiri baru. Mereka beranggapan bahwa tugas melaksanakan transformasi diserahkan kepada kaum terpelajar dan intelektual. Lambat laun prediksi kaum aliran orotodoks baru tidak terbukti bahkan berlaku sebaliknya. Negara negara aliran komunis malah tertimpa musibah sedangkan negara penganut kapitalisme malah berjaya. Tahun 90 an, dimulainya masa kehancuran bagi negara sosialis/komunis. Pada periode itu Soviet di bawah Mikhail Gorbachev melancarkan Glasnost dan Perestroika yang menandakan berakhirnya pengaruh pemikiran Marx, Engel dan Lenin. Langkah ini kemudian diikuti oleh negara komunis lain di Eropa timur hingga sampai daratan Cina.

Dari uraian diatas diketahui bahwa pemikiran Marx selalu mengalami modifikasi dan pembaharuan, namun gagasan sosialisme/komunisme tidak pernah mencapai kejayaan seperti yang diramalkan Marx. Bahkan satu persatu negara sosialisme/komunisme mulai tumbang.

2. Leninisme

Vladimir Ilich Lenin (1870 – 1924) merupakan bapak revolusi Rusia. Karya tulis Lenin yang terkenal yaitu The Development of Capitalism in Russia (1956) dan Imperialisme, the higgest Stage of Capitalism (1933).

a. Kapitalisme Monopoli dan Imperialisme

Menurut Lenin, kapitalisme tahap akhir mengarah ke monopoli. Lenin menguraikan beberapa karakteristik kapitalisme monopoli sebagai berikut:

(1) konsentrasi produksi di tangan industri semakin menurun
(2) marger finansial dan kapital industri
(3) bangkitnya ekspor kapital sebagai bentuk utama perdagangan internasional
(4) pembagian dunia kedalam perekonomian yang di kontrol oleh kapitalisme monopoli.
(5) pembagian dunia kedalam politik yang dipengaruhi negara kapitalis mapan.

b. Teori Pembangunan yang Tidak Imbang

Menurut teori pembangunan tak imbang Lenin, pertumbuhan di setiap negara tidak sama, termasuk di negara kapitalis. Negara kapitalis baru akan mengalami pertumbuhan yang sangat tinggi sementara negara kapitalis lama akan mengalami pertumbuhan yang melemah. Menurut Lenin, hukum tentang pembangunan tak imbang menjamin kompetisi dan konflik global di antara negara – negara imperialis ketika terjadi perebutan kontrol atas sumber – sumber dan pasar negara negara jajahan.

Revolusi proleter pertama bukan terjadi di Amerika Serikat, Inggris atau Jerman, melainkan di Rusia yang merupakan negara kapitalis terlemah. Negara Rusia pada awal abad 20 sangat cocok untuk terjadinya revolusi sosial. Hal itu karena Rusia merupakan negara kapitalis matang, namun terlemah diantara negara kapitalis lainnya. Berdasarkan pandangan diatas, Lenin kemudian melancarkan revolusi Bolshevik tahun 1917 di Rusia, dan berhasil mendirikan negara sosialis/komunis pertama di dunia.

3. Revisionisme

Pemikiran sosialis sesudah Marx dan Engels berfokus pada 2 tema. Tema pertama tentang kemungkinan alokasi sumber daya yang efisien dalam perekonomian sosialis pasar. Tema kedua tentang kemungkinan perubahan kapitalisme menjadi sosialisme tanpa melalui revolusi kekerasan. Menurut kaum revisionis bahwa kejatuhan kapitalisme tidak harus melalui revolusi kekerasan.

Gerakan revisionis sudah dimulai di Jerman sesudah meninggalnya Friedrich Engels tahun 1895. Tujuan gerakan revisionis untuk merevisi pemikiran Marx dan Engels yang merawal bahwa kejatuhan kapitalisme melalui revolusi kaum proleter. Sebaliknya, untuk memperbaiki kondisi sosial ekonomi kaum buruh dinegara kapitalis sebaiknya dengan menegakkan demokrasi yaitu turut serta melibatkan diri kedalam gerakan serikat perburuhan demi memperbaiki posisi tawar menawar kaum buruh.

Menurut Edward Bernstein (1850 – 1932), dengan melibatkan diri dalam gerakan serikat perburuhan, kondisi kaum buruh akan membaik. Membaiknya kondisi kaum buruh menyebabkan konflik antar kapitalisme kaum buruh akan melemah. Tokoh revolusi lainnya adalah Mikail Tugan Baranovsky (1865 – 1919). Menurut Tugan Baranovsky, suatu kelompok masyarakat tidak akan pernah mendapatkan sosialisme sebagai hadiah buta dari kekuatan – kekuatan elementer ekonomi begitu saja. Namun harus bekerja pelan – pelan dan melalui tahap demi tahap yang terencana bagi pengadopsian sosialisme tanpa revolusi kekerasan.

Karl Kautsky (1854 – 1938) pada tahun 1902 memformulasikan pendangannya bahwa suatu depresi yang kronis akan mendorong kaum pekerja memilih alternatif sosialisme dan reformasi sosial tidak akan menghentikan antagonisme kelas masyarakat. Namun , akhirnya Karl Kautsky juga ikut bergabung dengan kaum revisionis dan ikut mengkritisi pemikiran Marx.

4. Aliran Kiri Baru

Aliran kiri baru dipengaruhi oleh berbagai aliran sosialis yang berbeda – beda, mulai dari pendiri Marxisme ortodoks hingga kaum radikal yang sering melakukan kritik terhadap kapitalisme dan bahkan penulis non Marxis lainnya. Aliran kiri baru dapat diartikan sebagai kombinasi Marxisme – Leninisme Ortodoks dengan pemikiran – pemikiran radikal baru.

Perhatian terhadap Marxisme muncul lagi dengan diterbitkannya buku Monopoly Capital oleh Paul Baron dan Paul Sweezy tahun 1966). Buku Monopoly Capital memfokuskan pada perhatian aspek monopolistik perusahaan – perusahaan raksasa pada perekonomian modern yang mampu mempertahankan penjualan dengan harga tinggi dan meraup surplus sebesar – besarnya. Surplus yang diperoleh dari mengeksploitasi buruh rendahan dan dari menggaji buruh negara berkembang dengan harga yang murah. Selain Monopoly Capital, Paul Baron juga menerbitkan buku The political Economy of Growth pada tahun 1957. Teman dekat Baran, Paul Sweezy juga menerbitkan The Theory of Capitalist Movement pada tahun 1942 dan pada tahun 1949 ikut jurnal Mothly Review yang berhaluan Marxis.

C.Wright Mills (1916 -1962) pada tahun 1956 menerbitkan sebuah buku The Power Elite yang mengungkapkan bahwa negara kapitalis Amerika Serikat dikuasai oleh kapitalis elit yang berkolaborasi dengan pemerintah dan pemimpin serikat buruh. Ernest Mandel, tahun 1968 menulis buku Marxist Economic Theory yang mmuat tentang penyederhanaan teori – teori ekonomi marxis agar lebih dipahami oleh masyarakat awam.

a. Setuju dan Tidak Setuju

Jika dtelaah lebih lanjut, terdapat persamaan dan perbedaan antara aliran kiri baru dengan aliran Marxis ortodoks. Aliran kiri baru dan Marxist ortodoks sama – sama menyetujui bahwa kapitalis tidak harmonis, korup dan tidak bisa diselamatkan melalui gerakan reformasi sosial. Aliran kiri baru dan Lenin sama sama tidak tertarik dengan reformasi sosial. Sementara kaum revisionis merasa reformasi sosial menyingkirkan untuk melakukan revolusi.

Perbedaan anatar aliran kiri baru dengan Marxis ortodoks adalah jika kaum kiri baru dan kaum revisionis yang setuju bahwa kejatuhan kapitalisme bukan karena tak terelakan dan kemungkinan kecil untuk terjadi.

b. Kecaman terhadap Kapitalisme Kontemporer

Kaum kiri baru mengkritisi kaum kapitalis karena memandang ketidakseimbangan distribusi ekonomi dan kekuatan politik dalam masyarakat kapitalis. Disitribusi ekonomi dan kekuatan politik memliki hubungan yang erat dan berbanding lurus. Para kapitalis, monopolis, perusahaan perusahaan multinsional semuanya menikamti kekuatan ekonomi dan politik. Kontrol kekuatan politik oleh kapitalis monopolis juga mempunyai konsekuensi penting bagi perekonomian dunia.

Dari pandangan diatas, cukup jelas bahwa pemikiran aliran kiri baru tentang imperialisme searah dengan pemikiran Lenin bahwa kesejahteraan negara – negara kaya tergantung atas eksploitasi terhadap negara – negara terbelakang.

c. Alienasi dan Kualitas Hidup

Kaum buruh di negara – negara kalpitalis maju lebih makmur. Akan tetapi kaum kiri baru percaya bahwa para buruh tersebut tetap teraliensi dari pekerjaan mereka. Sumber utama aliensi ini adalah karena dipisahkan oleh kontrol atas pekerjaan mereka oleh pengendali atas kapitalis dan teknologi.







Sumber : Deliarnov. 2010. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EKONOMI Cet. 3. Jakarta : Rajawali Pers.

Belum ada Komentar untuk "PEMBAHARUAN TERHADAP MARXISME (1917 – 1968)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel