SOSIALISME MARX (MARXISME) (1818 – 1883)

Pandangan Karl Heindrich Marx merupakan pandangan yang paling berpengaruh diantara pakar sosialis lainnya. Pemikirannya tidak hanya didasarkan atas ekonomi semata, namun juga membahas perihal moral, etika, sosial, politik, sejarah, falsafah dan lainnya. Pengaruh paham Stoic dan Epicurus telah membawanya kepaham atheis ketika ia menyelesaikan program doktoralnya.

Marx melangsungkan pernikahnnya dengan anak seorang Baron ( gelar bangsawan di Jerman) sehingga hal tersebut, ia mempunyai pergaulan yang beragam salah satunya dengan para penganut sosialis diantaranya Joseph Proudhon (1808 – 1865) yang akhirnya pemikirannya banyak mempengaruhi Marx.

Proudhon sangat membenci kapital hal ini dapat dilihat dari salah satu tulisan dalam bukunya yaitu “Apa yang di maksud kekayaan ?” (what is property?), Kekayaan adalah hasil curian (property is theft). Yang dimaksud kekayaan adalah kekayaan milik kaum kapitalis yang telah merampoknyan dari para kaum buruh dengan menggaji dengan tingkat upah yang rendah.

Marx mempunyai sahabat karib yang sekaligus mendukung finansialnya yaitu Friedrich Engels. Tulisan Marx sebagian besar merupakan hasil kerjasama dengan Engels.

Salah satu buku karangan Marx dan Engels yang terkenal yaitu manifesto Komunis (The Communist Manifesto) yang terbit tahun 1848 dan Das Kapital yang mempunyai 2 jilid. Volume pertama terbit tahun 1867, volume ke 2 tidak berhasil terbit karena ia meninggal dunia tahun 1883, kemudian diselesaikan dengan sahabat karibnya yaitu Engels dan berhasil terbit tahun 1885.

1. Kritik Marx terhadap Sistem Kapitalisme

Marx mengkritik kapitalisme dengan melihat dari beberapa segi diantaranya moral, sosiologi dan ekonomi. Dari segi moral, Marx memandang bahwa kapitalisme ketidakadilan dari dalam. Keadilan tersebut berimbas kepada kondisi ekonomi dan sosial kaum kapitalisme yang tidak dipertahankan. Dengan diterapkannya upah besi yang berdampak terhadap kesenjangan sosial kaum buruh. Untuk mengangkat harkat dan martabat kaum buruh perlu adanya sistem ekonomi yang lebih memperhatikan masalah pemerataan sosial yaitu perekonomian sosialis-komunis.

Dari segi sosiologi Marx melihat adanya sumber konflik antar kelas. Kelompok kapital yang memiliki dan menguasai kapital selalu berada pada posisi diatas kaum buruh atau kaum proletar yang sepertinya telah ditakdirkan sebagai kaum yang menduduki kelas bawah. Sebagai langkah antisipasi Marx menganjurkan untuk mengganti sistem kapitalisme dengan sistem ekonomi yang lebih berpihak kepada kaum buruh.

Dari segi ekonomi, Marx melihat bahwa akumulasi kapital para kaum kapitalis yang memungkinkan tercapainya pertumbuhan yang tinggi namun bias terhadap pemilik modal. Marx menganjurkan hubungan yang lebih manusiawi agar pembangunan berjalan dengan lancar tanpa hambatan dan bermanfaat untuk semua lapisan masyarakat. Atas pandangan inilah, Marx menganggap jika suatu saat kapitalisme akan runtuh bukan disebabkan faktor eksternal melainkan karena keberhasilannya sendiri.

2. Teori Pertentangan Kelas

Menurut Marx, sejarah segala masyarakat yang ada hingga sekarang pada hakekatnya adalah sejarah pertentangan kelas. Di zaman kuno ada kaum bangsawan yang bebas dan kaum buruh yang terikat . Zaman pertengahan ada tuan tanah dan hamba sahaya sebagai penggarap tanah. Di zaman modern ada majikan sebagai pemilik faktor faktor produksi dan buruh yang hanya punya tenaga kerja untuk dijual kepada majikan. Selain itu ada masyarakat kelas kaya dan masyarakat tak berpunya.. teori untuk menjelaskan penindasan tersebut adalah teori lebih (theory of surplus Value ) yang sebetulnya berasal dari kaum klasik sendiri.

3. Teori Surplus Value dan Penindasan Buruh

Menurut pandangan Ricardo, nilai suatu barang harus sama dengan biaya – biaya untuk menghasilkan barang sendiri, sudah termasuk ongkos tenaga kerja alami (naturale wages). Upah alami hanya untuk menyambung hidup kaum buruh. Kelebihan nilai produktivitas kerja kaum buruh atas upah alami disebut Marx sebagai nilai lebih (surplus Value), yang dinikamti para pemilik modal. Semakin kecil upah alami yang dibayarkan pada kaum buruh, semakin besar nilai surplus yang dinikmati pemilik modal. Bagi Marx berarti hal ini semakin besar pengisapan atau eksploitasi dari pemilik modal atas kaum buruh.

Menurut Marx nilai dari suatu komoditas ditentukan oleh nilai labor yang diejawantahkan secara langsung maupun tidak langsung dalam komoditas, plus laba. Menurut Marx nilai suatu komoditas adalah penjumlahan biaya labor langsung (V), biaya labor tidak langsung (c) dan laba atau nilai surplus (s), yaitu : C = c + v + s

Nilai surplus adalah kelebihan nilai produktivitas kerja atas upah alami yang diberikan kepada buruh. Tingkat surplus ini oleh Marx dalam Das Kapital dijadikan sebagai ukuran eksploitasi terhadap kaum buruh. Tingkat eksploitasi ini bisa diukur dengan membandingkan nilai surplus dengan upah yang diberikan.

kita bisa tahu bagaimana kau pemilik modal memperoleh kekayaan dengan menindas kaum buruh. Akumulasi kapital akan semakin berat sih jika para kapitalis bisa menindas kaum buruh sekeras-kerasnya, yaitu dengan memberikan tingkat upah yang sangat rendah. Smith menganggap persaingan bebas sebagai syarat untuk mencapai terbentuknya masyarakat sejahtera. Hal ini sangat bertentangan dengan apa dengan pandangan Marx ia memandang sebagai penyebab terjadinya konsentrasi ekonomi atau monopoli. Kompetisi dinilai Mark mengandung suatu daya yang kalau tidak diawasi menghancurkan sendi-sendi kehidupan masyarakat. Mark menganalisis jika pabrik tutup pengangguran akan semakin merajalela yang akan membawa kekacauan pada masyarakat. Meramal meramal Mark meramal riwayat sistem kapitalis.

4. Dialektika materialisme historis

Berpendapat bahwa sistem kapitalisme harus diganti dengan sistem lain konflik diganti dengan harmoni atau keselarasan etis, social, dan ekonomi. Proses pembangunan melalui konflik merupakan proses dialektika antara masyarakat kaum pekerja dan kapitalis. Menurut Marx sumber dari semua perubahan adalah dikarenakan adanya eksploitasi para kapitalis terhadap kaum buruh.

Bagi Marx, dialektika sejarah merupakan keniscayaan yang mutlak pasti akan terjadi. jika kaum proletar sudah tertindas dan tidak tahan lagi mereka akan melawan dan melancarkan revolusi.

revolusi bisa berjalan sukses asal kaum komunis mendukung setiap gerakan melawan tatanan sosial politik sistem kapitalis. teori Marx tentang kejatuhan kapitalisme untuk kemudian digantikan dengan sosialisme komunisme didasarkan pada dialektika materialisme sejarah. Konsep dialektika materialisme dipelajari Marx dari filsuf Jerman wilhelm hegel dan Ludwig Feuerbach.

Menurut Marx seluruh tindak-tanduk manusia didorong oleh motif ekonomi yaitu pemuasan ekonomi. percaya bahwa kekuatan ekonomi sangat menentukan hubungan produksi, pasar, masyarakat,, dan termasuk suprastruktur yang nantinya kemudian di organisasi. kekuatan produksi yang menurun akan memberi dampak langsung bagi pengaturan produksi barang-barang dan jasa hubungan produksi begitupun sebaliknya.

5. Fase-fase perkembangan masyarakat

Menurut Marx, semua kelompok masyarakat akan mengalami fase-fase berikut:

a. komunisme primitif
b. perbudakan
c. Feodalisme
d. Kapitalisme
e. Sosialisme, dan
f. Komunisme.

dalam masyarakat komunisme primitif sosialisme dan komunisme alat produksi merupakan milik bersama. Namun dalam tiga kelompok masyarakat yang lain yaitu perbudakan, feodalisme, dan kapitalisme, yang lain hanya berwenang sebagai pekerja. Menurut Marx,perubahan dari suatu fase ke fase yang lain yang lebih maju terjadi karena kurang atau tidak seimbangnya kemajuan teknologi dengan kemajuan dalam suatu institusi.

Beberapa program yang dianjurkan Marx untuk dilakukan setelah revolusi berhasil antara lain:

a. penghapusan hak milik atas tanah dan menggunakan semua hal yang berbentuk tanah sewa untuk tujuan umum
b. Program pajak pendapatan progresif
c. Pemusatan kredit berada di kendali negara
d. Pemusatan segala hak yang berbentuk hak pewarisan
e. Pemusatan alat komunikasi dan transportasi di bawah kendali negara
f. Pengembangan pabrik dan alat produksi milik negara

6. Perbedaan sosialisme dan komunisme menurut Marx

Membedakan fase sosialisme dengan komunisme penuh. Perbedaan diantara kedua fase dapat dilihat dari:

a. Produktivitas
b. Hakikat manusia sebagai produsen,
c. Pembagian pendapatan

Pada fase sosialisme, produktivitas masih rendah dan kebutuhan materi belum terpenuhi secara optimal. Sehingga semua kebutuhan materi telah cukup berproduksi dengan baik. menyesuaikan diri sehingga menjadikan kerja sebagai hakikat dan mementingkan insentif materi dalam bekerja. Manusia belum bekerja dengan penuh kegembiraan dan suka cita, kerja sudah menjadi hakikat pada tahap komunisme penuh. sementara untuk langsung seperti upah tidak terlalu diharapkan dan merupakan produk sampingan dari bekerja. Tentang pembagian atau distribusi pendapatan, dalam fase sosialisme berlaku prinsip " from each according to his ability, to each according to his labor"sedangkan dalam fase komunisme prinsipnya adalah "from each according to his ability, to each according to his ability, to each according to his needs".

Dari pandangan di atas dapat disimpulkan, masalah-masalah seperti kelangkaan dan insentif pribadi dengan sendiri akan hilang jika masyarakat sudah sampai pada tahap komunisme penuh.







Sumber : Deliarnov. 2010. PERKEMBANGAN PEMIKIRAN EKONOMI Cet. 3. Jakarta : Rajawali Pers.

Belum ada Komentar untuk "SOSIALISME MARX (MARXISME) (1818 – 1883)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel